Polemik Fatwa LBM NU Jawa Timur dan MUI Tentang Karmin Sebagai Pewarna Makanan dan Minuman

Penulis

  • Hairul Ulum Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum Lumajang Jawa Timur Indonesia
  • Sufyan Huda Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum Lumajang Jawa Timur Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.55120/iltizamat.v3i1.1738

Kata Kunci:

Karmin, Fatwa LBM PWNU, Fatwa MUI

Abstrak

Akhir-akhir ini muncul polemik hukum islam dalam penggunaan karmin sebagai bahan pewarna pada produk makanan dan minuman, karmin adalah pewarna merah alami yang berasal dari serangga cochineal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fatwa dari LBM NU Jawa Timur dan fatwa MUI tentang karmin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan sumber data sekunder, jenis penelitiannya berupa kajian kepustakaan atau library research dengan sifat hukum normatif. Hasil dari penelitian ini 1) Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa karmin hukumnya haram dan najis. Karmin adalah bangkai serangga (hasyarat) tidak boleh dikonsumsi karena najis dan menjijikkan. 2) Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan bahwa karmin hukumnya halal untuk dikonsumsi. Fatwa MUI No. 33 tahun 2011 tentang pewarna makanan dan minuman dari serangga cochineal (karmin) halal, sepanjang bermanfaat dan tidak membahayakan

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Abu Walid al-Baji, al-Muntaqa Syarah al-Muwatta. Maktabah Syamilah. Juz 3, hal 110

Al-Bakri, I’anah at-Thalibin. Maktabah Syamilah, Juz 1, hal. 108

Barlinti, Yeni Salma. 2010. Kedudukan Fatwa DSN Dalam Sistem Hukum Nasional. Disertasi. Jakarta

Fatwa Majlis Ulama Indonesia, 2011. Hukum Pewarna Makanan dan Minuman dari Serangga Cochineal. Jakarta: Komisi fatwa majlis ulama indonesia

Hasanah, Sovia. (2023). Kedudukan Fatwa MUI dalam Hukum Indonesia https://hukumonline.or.id/

Https://kumparan.com. Mengenal karmin pewarna alami karena berasal dari serangga, 1z1sa9VPgkq/full

Ibnu Qudamah, al-Mughni. Maktabah Syamilah, Juz 3, hal. 238

Ibnu Qudamah, as-Syarh al-Kabir. Maktabah Syamilah, Juz 11, hal 73

Imam An-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab. Maktabah syamilah, Juz 9, hal.13

A. Kendrick, 2012. Natural Food and Beverage Colourings. 2.2.9. Carmine acid/carmine

Keputusan Bahtsul Masa’il, 2023M/1445H. (Menyongsong Akhir Masa Khidmah PW LBM NU Jawa Timur). Surabaya: Pwnujatim.or.id

L-Barony, M. Ngisom, 2021. Fragmen batsul masail sebagai wadah intelektual NU. https://jateng.nu.or.id/

Lubis, Zainuddin, 2023. Hukum Karmin Pewarna dari Serangga: Antara Halal dan Haram. https://islam.nu.or.id/

Najib, Ainun, 2012. Fatwa majlis ulama indonesia dalam perspektif pembangunan hukum responsif. Jurnal: volume 4 No. 2

Peraturan Presiden, 2014. Tentang Bantuan Pendanaan Kegiatan Majlis Ulama Indonesia.

Putri, Natasa Kumalasah, 2023. Apa itu Karmin: Dzat Pewarna Alami berasal dari Serangga. https://www.liputan6.com/

Qur’an Kemenag, 2022. Lajnah pentashihan al-Qur’an. Jakarta: Gedung Bayt Al- Qur’an dan Museum Istiqlal

Riyasti,2023. Mengenal Karmin Pewarna Makanan yang dicap haram NU Jatim. http://www.akurat.co

Roswiem, Anna Priangani. 2015. Buku Saku Produk Halal. Penerbit: Republika

Rohim, A. N., & Priyatno, P. D. (2021). Pola Konsumsi dalam Implementasi Gaya Hidup Halal. Maro: Jurnal Ekonomi Syariah Dan Bisnis, 4(2), 26–35. https://doi.org/10.31949/maro.v4i2.1302

Salleh, M. M. M., Ahmad, N. M., & Fadzillah, N. A. (2020). Cochineal Food Coloring from Halal Perspective: A Fatwa Analysis in Several ASEAN Countries. Journal of Fatwa Management and Research, 19(1), 1–14.

Unduhan

Diterbitkan

2023-12-30

Terbitan

Bagian

Articles